13 Oktober 2012

Jokowi Berpihak Ke Rakyat Kecil?

Foto: Facebook Prabowo Subianto.
Jakarta, Bingkai Merah - DKI Jakarta memiliki pemimpin baru. Hasil Pemilukada beberapa pekan lalu menetapkan pasangan nomor urut 3 yang diusung PDI P dan Gerindra, Jokowi-Ahok sebagai gubernur DKI Jakarta yang baru. Banyak harapan yang disematkan ke pundak pemimpin baru itu, utamanya keberpihakan kepada rakyat kecil.

Selama memimpin kota Solo, Jokowi dicitrakan media sebagai pemimpin yang memiliki kedekatan dengan rakyat kecil, jejak rekamnya selama memimpin Solo dianggap baik. Beberapa penghargaan diberikan kepada penggemar musik metal itu. Namun, pertanyaan muncul, apakah Jokowi bisa melakukan hal yang sama ketika memimpin DKI Jakarta? Apakah Jokowi akan berpihak kepada rakyat kecil Jakarta?

Kota Solo memiliki karakter yang jauh berbeda dengan DKI Jakarta. Mulai dari kondisi geografis hingga karakter individu-individu yang berada di dalamnya. Perbedaan karakter yang membuat ragu banyak kritikus terhadap gaya kemimpinan dan keberhasilan Jokowi membawa DKI Jakarta ke arah yang lebih baik.

Belum lagi, persoalan mengenai keterlekatan Jokowi terhadap partai pengusung, Gerindra. Keterlekatan itu bisa kita lihat dari pernyatan seorang tokoh Gerindra, Hashim Djojohadikusumo di Tempo.com (25/08/2012) yang menyebutkan, Jokowi-Ahok bisa membantu 'perjuangan' Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden di 2014.

Pertanyaan selanjutnya, apakah ini sosok pemimpin pro rakyat, jika pencalonannya sebagai pemimpin di dompleng oleh kepentingan lain? Artinya ada sejumlah 'kewajiban' yang harus dilunasi Jokowi kepada Gerindra dan Prabowo Subianto nantinya setelah terpilih.

Menjadi rahasia umum, Gerindra dipimpin oleh tokoh nasional yang memiliki 'dosa' tidak terampuni oleh rakyat kecil. Sosok Prabowo Subianto dianggap menjadi satu permasalahan tersendiri terhadap gerak kerja Jokowi ketika memimpin DKI Jakarta kelak. Prabowo dengan masa lalu yang belum tertuntaskan tanggung jawabnya menjadi bayang kelam untuk Jokowi ketika nanti menjabat. Ia tak bisa menampik fakta yang mencap Prabowo Subianto bagian dari penjahat HAM di negeri ini yang belum tersentuh hukum. Hal itu menjadi satu masalah tersendiri bagi kepimpinan Jokowi di DKI Jakarta.

DKI Jakarta bukan sekedar kota besar. Ia merupakan miniatur dari negeri ini. Melihat Jakarta seperti melihat puzle kecil negara Indonesia. Permasalahan yang ada di DKI Jakarta bukan semata dapat diselesaikan oleh pemimpin yang mayoritas dipilih rakyat saat pesta demokrasi, pemilu di gelar. Citra yang disematkan selama masa kampanye di diri Jokowi sebagai sosok 'malaikat' akan menjadi blunder ketika hal positif tidak juga dirasakan  rakyat DKI Jakarta, utamanya mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan tidak memiliki banyak permintaan terhadap pemimpin baru itu (Baca: 13Tuntutan Saya, Jika Jokowi-Ahok Menang). Berikut beberapa komentar yang dihimpun  Bingkai Merah dari warga DKI Jakarta. Mereka tidak hanya berasal dari golongan miskin. Namun, ada mahasiswa, aktivis kampus, dan golongan lainnya.
  1. Keinginan saya tidak muluk-muluk. Mendapat rumah untuk saya dan anak. Jadi tidak lagi tidur di pinggiran toko, harap Supriyadi, pemulung di wilayah Rawamangun, Jakarta Timur.
  2. Resah dengan aksi premanisme, Jokowi harus bisa meredam aksi premanisme ini. Di Jakarta terlalu banyak ormas-ormas yang meresahkan warga, lebih baik bubarkan ormas seperti ini, kata Ryan, mahasiswa universitas swasta di Jakarta Pusat.
  3. Jangan hanya berpihak kepada pengusaha besar, kita tidak mau lagi digusur sana sini hanya demi mengalah dengan mereka yang berduit, ungkap Ade, pedagang kaki lima di Stasiun Senen.
  4. Secara pribadi saya tidak mempercayai Jokowi-Ahok akan membawa perubahan DKI Jakarta. Ia masih berada di lingkar kekuasaan parpol yang memilik track record buruk, jelaas Farid, aktivis kampus.
  5. Dulu sebelum Jokowi maju ke Jakarta, saya melihat dia sebagai sosok pemimpin yang memang pro rakyat. Namun, itu menjadi luntur ketika ia maju dan diusung oleh partai bermasalah seperti Gerindra. Saya ragu, apakah ia bisa menerapkan kembali program, seperti kartu kesehatan gratis seperti di Solo, atau 'menambal' kebocoran dana bantuan pendidikan di Jakarta, ujar Falen, aktivis.
  6. Saya mencoba berharap kembali, meski sudah bosan. Mudah-mudah upah saya sebagai buruh menjadi naik ketika Jokowi yang kata pro rakyat menjadi Gubernur. Minimal bisa naik, 40%-60%, harap Wardi, buruh. 

Keraguan terhadap kemimpinan Jokowi di Jakarta kelak menjadi hal wajar. Hal itu menjadi kritik bagi warga Jakarta ke depannya yang beberapa saat lalu ikut andil dalam menaikkan Jokowi menjadi orang nomor satu di Jakarta. 

Apakah keraguan dari kelima pendapat di atas menjadi hal nyata yang akan terjadi selama Jokowi menjadi pemimpin DKI? Kelima pendapat di atas juga bukan respresentasi pendapat keseluruhan warga DKI Jakarta terhadap kemimpinan Jokowi-Ahok. Namun, tidak elok jika kelima pendapat itu dikesampingkan begitu saja.

Yang harus dipahami adalah, terlepas apakah mereka yang memiliki keraguan terhadap Jokowi dianggap sebagai pihak incumbent yang belum menerima kekelahan dalam hasil pemilukada, individu-individu yang berada di lingkaran Jokowi-Ahok harus menjawab keraguan dan kritik itu dengan cara cerdas. Bukan dengan mengeluarkan jargon tidak relevan, yang menyamaratakan tiap kritik kepada Jokowi sebagai ocehan mereka yang tidak menerima kekalahan dalam politik. (PSG)



Komentar :

ada 0 komentar ke “Jokowi Berpihak Ke Rakyat Kecil? ”

Posting Komentar

Silakan pembaca memberikan komentar apa pun. Namun, kami akan memilah mana komentar-komentar yang akan dipublikasi.

Sebagai bentuk pertanggung-jawaban dan partisipasi, silakan pembaca memberikan identitas nama dan kota di setiap komentar dari pembaca dengan mengisi kolom Name/Url yang tertera di bawah komentar pembaca. Misalnya, Anggun, Denpasar.

Terima kasih.

 

© Bingkai Merah, Organisasi Media Rakyat: "Mengorganisir Massa Melalui Informasi". Email: bingkaimerah@yahoo.co.id